Penampilan Tari Kontroversi Pada Acara KONI Award Kudus Menuai Kecaman Publik.
Kudus, Kudus Time.com - Pada acara KONI Award Kudus yang di gelar di pendopo kabupaten Kudus pada Senin malam (29/ 12/2025)muncul polemik di masyarakat setelah salah satu tarian yang dinilai vulgar dan mengumbar aurat.
Acara yang bertujuan memberi penghargaan kepada atlet berprestasi itu turut menghadirkan sejumlah penampilan hiburan, termasuk tarian dari cabang olahraga KONI Kudus.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak seorang perempuan tampil menari dengan pakaian ketat dan minim, serta gerakan yang di anggap terlalu sensual oleh warganet. Penampilan tersebut menuai kecaman publik karena di gelar di dalam ruang Pendopo.
Oleh karena pendopo dianggap sebagai tempat resmi dan sakral di lingkungan pemerintahan Kabupaten Kudus.
Vidio penampilan tarian yang terkesan sensual semi erotis itu cepat beredar di media sosial, terutama di platform tik Tok What App, dan Instagram.
Dengan banyaknya warganet yang mengecam penampilan tari tersebut, masyarakat menganggap penampilan tari yang mengenakan pakaian minim tersebut sebagai hal yang tidak sesuai dengan nilai keagamaan dan merusak citra kota Kudus sebagai kota Santri.
Banyak komentar masyarakat yang menyebut bahwa tarian tersebut "mengumbar aurat" dan tidak pantas di tampilkan di acara resmi pemerintah.
Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis keagamaan di Kudus juga turut menyampaikan kecewanya terhadap kejadian tersebut. Mereka menilai, sebagai kota yang di kenal religius dan menjadi Pusat wisata ziarah Sunan Kudus dan Sunan Muria, seharusnya pada acara resmi tidak menampilkan tarian yang di anggap erotis atau pakaian terlalu terbuka.
Salah satu warga Kudus NS yang di temui awak media menyampaikan keprihatinannya atas penampilan yang di anggap tidak pantas " saya sebagai warga Kudus mengelus dada, malu, dan prihatin, mengapa kota Kudus yang di juluki kota santri kok terjadi hal yang menodai nama Kudus, dan mencederai perasaan warga Kudus," begitu tutur NS.Selasa (30/12/2025)
Sementara itu ketua komisi D DPRD Kabupaten Kudus, Mardijanto turut mengomentari kejadian tersebut, dan menyatakan kekecewaannya, dia menilai, pendopo sebagai tempat resmi dan sakral seharusnya tidak di gunakan untuk pertunjukan yang di anggap kurang pantas, apalagi dengan pakaian yang terlalu terbuka,
" Kudus ini kota Santri, ada dua sunan yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria, mohon maaf ini kurang pas" begitu ungkap Mardijanto.
Mardijanto juga menambahkan, bahwa pihaknya akan memanggil KONI Kudus untuk di mintai klarifikasi lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya menjaga kesesuaian acara dengan nilai nilai dan budaya lokal Kudus.
(Fzn)


.jpg)
