PANI Targetkan Rp 5,3 Triliun, Cek Rekomendasi Sahamnya

.CO.ID - JAKARTAPerusahaan milik Sugianto Kusuma atau Aguan, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), perlu berusaha keras untuk meningkatkan kinerjanya di sisa tahun 2025.
Hal ini disebabkan oleh pendapatan prapenjualan atau marketing sales PANI masih jauh dari yang diharapkan.
Pada semester I tahun 2025, PANI mencatat penjualan pemasaran sebesar Rp 1,2 triliun, yang baru mencapai sekitar 22% dari target perusahaan pada tahun 2025 sebesar Rp 5,3 triliun.
Kepala PANI Yohanes Edmond Budiman menyatakan, pihaknya terus berupaya mencapai target penjualan pemasaran pada tahun 2025 sebesar Rp 5,3 triliun. Meskipun masih jauh dari target tersebut, PANI belum memiliki rencana untuk mengurangi target penjualan pemasaran tahun ini.
Semangat PANI dalam mencapai target didasarkan pada sejumlah kebijakan pemerintah. Yakni, pengeluaran APBN pada semester II 2025 yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan beli serta tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang saat ini berada di tingkat 5% dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Penurunan bunga bank diharapkan menunjukkan arah yang baik bagi perekonomian negara, biaya pembiayaan akan berkurang dan sebagian besar pengeluaran untuk properti juga akan turun, terutama dalam pembelian rumah dan ruko.
“Kami berharap hal ini menjadi faktor yang mendorong minat investasi dan pembelian masyarakat terhadap properti hingga akhir tahun 2025,” kata Edmond dalam Public Expose Live 2025, Selasa (9/9/2025).
Rights Issue
PANI juga berencana agar transaksi rights issue dapat terealisasi pada bulan Desember 2025.
Sekretaris Perusahaan PANI, Christy Grassela, menyampaikan bahwa dalam rights issue ketiga perusahaan ini, rencananya akan diterbitkan maksimal sebanyak Rp 1,21 miliar saham baru. Harga nominalnya mencapai Rp 100 per saham.
Rencana ini akan diajukan kepada pemegang saham untuk disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan diadakan pada tanggal 9 Oktober 2025.
"Jika mendapatkan persetujuan dari RUPSLB dan juga disetujui secara administratif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka transaksi rights issue III akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun ini," ujar Christy dalam kesempatan yang sama.
Tujuan pengumpulan dana dalam rights issue III diperkirakan mencapai maksimal sebesar Rp 16,7 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp16,1 triliun akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan PANI pada saham perusahaan anaknya, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK).
PANI saat ini memiliki 46% saham CBDK dan rencananya untuk meningkatkan kepemilikan hingga maksimum 90%. "Jadi jika berjalan sesuai rencana, PANI akan menguasai kepemilikan CBDK pada akhir tahun 2025 sebesar maksimum 90%," kata Christy.
Selanjutnya, sekitar Rp 600 miliar dari dana rights issue akan digunakan untuk mendukung operasional tiga anak perusahaan PANI, yaitu PT Cahaya Inti Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, dan PT Panorama Eka Tunggal.
"Ini bertujuan untuk mendukung pra-pembangunan dan pembangunan di atas tanah pada tiga anak perusahaan tersebut," katanya.
Jika rights issue III dan pengambilalihan saham CBDK terwujud, maka PANI akan meraih kenaikan laba bersih sebesar dua kali lipat pada tahun 2026.
"Ketika kita meningkatkan kepemilikan CBDK dua kali lipat, laba bersih akan diakui sesuai dengan proporsi kepemilikan saham," kata Christy.
Sebagai contoh, laba bersih PANI mencapai Rp 285,86 miliar pada semester I-2025, meningkat sedikit sebesar 0,34% dibandingkan dengan sebelumnya yaitu Rp 285,59 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga bulan Juni 2025, PANI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,64 triliun, naik sebesar 22,18% secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1,34 triliun.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Kepala Penelitian Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menyampaikan, besarnya transaksi pengambilalihan saham tersebut melebihi 50% ekuitas konsolidasi PANI.
Namun, transaksi ini memiliki nilai komersial yang layak dengan penilaian yang wajar, termasuk sekitar 75% potongan dari NAV CBDK. Oleh karena itu, kemungkinan peningkatan NAV PANI dianggap cukup menguntungkan.
"Jadi meskipun berukuran besar, strategi ini terlihat konsisten, yaitu memperkuat pengawasan terhadap CBDK (entitas yang memiliki lahan premium dan potensi MICE yang strategis), memperkuat struktur modal, serta menjaga fleksibilitas untuk pengembangan bisnis jangka menengah hingga panjang," ujarnya dalam laporan riset Kiwoom Sekuritas yang diterima, Rabu (3/9/2025).
Penjualan produk PANI per semester I tahun 2025 masih jauh dari target yang ditetapkan pada tahun ini. Hal ini menunjukkan perlambatan dalam pasar properti serta sikap konsumen yang cenderung menunggu dan melihat.
Artinya, PANI perlu berupaya keras meningkatkan penjualan pemasaran sepanjang semester II 2025. Namun, dengan tambahan modal dari rights issue, diharapkan PANI mampu memiliki fleksibilitas untuk mempercepat pengembangan proyek, meningkatkan penjualan, dan memperkuat strategi pemasaran.
"Selain aktivitas perusahaan, kinerja PANI akan dipengaruhi oleh sentimen makroekonomi, seperti bunga bank, kemampuan belanja masyarakat, dan pemulihan permintaan properti di dalam negeri," katanya.
Untuk saham PANI, investor disarankan oleh Liza untuk menunggu arah breakout dari pola Flag dengan level support di Rp 15.575 - Rp 15.450 per saham dan Rp 14.600 per saham. Selain itu, resistance terletak di Rp 16.150 per saham, Rp 16.900 - Rp 17.250 per saham, serta Rp 18.000 per saham. Target harga berada di kisaran Rp 17.000 - Rp 17.250 per saham.
Analis Pasar Senior Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, kinerja PANI pada semester I 2025 sebenarnya masih positif. Hal ini disebabkan oleh kemampuan perusahaan dalam menekan beban yang terjadi.
Tindakan rights issue juga merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis yang mampu meningkatkan kinerja dasar PANI di masa mendatang.
"Kondisi ini juga didukung oleh masih luasnya cadangan lahan atau land bank yang dimiliki PANI, mengingat ada reklamasi," katanya kepada , Selasa (9/9/2025).
Meskipun demikian, saham PANI masih dalam kondisi merah. Berdasarkan data RTI, saham PANI telah turun sebesar 16,61% dalam sebulan terakhir dan mengalami penurunan 17,66% sejak awal tahun atau year to date (YTD).
Karena sahamnya saat ini masih berada dalam kondisi bearish, Nafan belum memberikan saran investasi untuk PANI.