Pemdes Megawon Selenggarakan Tradisi Sedekah Bumi dengan Menggelar Pengajian Umum yang Menghadirkan Ulama' Kondangan Ahmad Muafiq. - Kudus Time
HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Pemdes Megawon Selenggarakan Tradisi Sedekah Bumi dengan Menggelar Pengajian Umum yang Menghadirkan Ulama' Kondangan Ahmad Muafiq.






Kudus, Kudus Time.com : Salah satu kearifan lokal dan aset budaya kota Kudus adalah tradisi Sedekah Bumi.

Tradisi Sedekah Bumi yang juga populer di sebut Apitan itu dilakukan oleh sebagian Desa Desa  di Kabupaten  Kudus, tak terkecuali  Desa Megawon.

Desa Megawon pada Pelaksanaan sedekah bumi  tahun ini di selenggarakan pada  hari Selasa malam 20 Mei 2025,yang  bertempat di lapangan Desa Megawon, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.

Pada pelaksanaan tradisi sedekah bumi Desa Megawon di tahun ini,  beda  dengan tahun tahun sebelumnya.

Kalau tahun tahun sebelum acara Sedekah Bumi dengan melaksanakan kirab gunungan hasil Bumi yang di arak ke lapangan, tapi untuk tahun ini di tiadakan, hal itu  karna Desa Megawon  tahun ini menyelenggarakan event besar  yang saling berdekatan, yakni lomba Desa  tingkat kabupaten, lomba Pos Yandu  dan Sedekah Bumi itu sendiri.

Untuk Pelaksanaan acara Sedekah Bumi tahun ini, tidak seperti  tahu tahun sebelumnya, kalau  tahun sebelumnya Acara  Sedekah Bumi dengan mengadakan pertunjukan seni ketoprak atau wayang kulit, tapi untuk tahun ini  acara Sedekah Bumi di isi  dengan Pengajian umum yang  menghadirkan  Ulama' kondangan KH Ahmad Muafiq atau yang akrab disebut Gus Muafiq dari Yogyakarta.




Masyarakat Desa Megawon cukup antusias mendengarkan ceramah Gus Muafiq, terlihat para pengunjung  yang ada di Langan cukup serius mendengarkan  ceramahnya

Gus Muafiq  dalam ceramahnya juga menekankan perlunya mempelajari dan memahami sejarah, serta memuliakan para leluhur yang  telah  berjuang dan hasilnya telah kita nikmati.

Sebelum  ceramah di mulai, acara Sedekah Bumi di dahului dengan  penampilan tari Bun Ya  Ho, kemudian dilanjutkan dengan prosesi Sedekah Bumi.



Tari Bun Ya Ho yang menjadi icon dan kebanggaan Desa Megawon itu dulunya di bawa oleh Ulama' dari Bumiayu yang Bernama Abdul Jalil.

Tari tersebut digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan Agama Islam di Desa Megawon, karna waktu itu di tanah Jawa para  penduduknya mayoritas belum tersentuh oleh ajaran Agama lslam, maka tari Bun Ya Ho  oleh Ulama' Abdul Jalil di jadikan sarana untuk menyebarkan Agama lslam di Desa Megawon, seperti yang di tuturkan oleh Kepala Desa Megawon Nurusag.



Tari Bun Ya Ho itu awalnya di bawa oleh Ulama' dari Bumiayu, yang bernama haji Abdul Jalil, Beliau datang ke Desa Megawon  menyebarkan agama lslam, kita tahu bawa di Jawa pada waktu mayoritas itu orang abangan, beliau membawa Agama Islam disini  di sebar luaskan dengan cara mementaskan tari  yang di beri nama  tari Bun Ya Ho" yang konon  artinya mari berbuat kebajikan" begitu tuturnya.

Tari Bun Ya Ho telah menjadi icon dan kebanggaan Desa Megawon,  maka setiap ada event besar di Desa Megawon, tari Bun Ya Yo selalu  di tampilkan.

Dan tari Bun Ya Ho juga pernah mendapatkan  juara ke dua dalam lomba seni tari tingkat Kabupaten Kudus.


( Fzn )

Posting Komentar
Tutup Iklan
Home Ads