Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 16

Perhatikan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 16 Kurikulum Merdeka: Mengumpulkan data dari Ensiklopedia.
Berikut ini merupakan jawaban soal Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 16 Kurikulum Merdeka.
Pertanyaan di halaman ini mengharuskan siswa mencari data dari Ensiklopedia.
Siswa diharapkan menyelesaikan soal sendiri terlebih dahulu sebelum memanfaatkan kunci jawaban ini.
Jawaban ini diambil dari buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK/MA Kelas XII karya Bambang Trimansyah (edisi pertama, 2022).
tidak bertanggung jawab atas potensi kesalahan pada kunci jawaban ini.
Ayo Berlatih
1. Masukkan istilah berikut: Horison, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Ali Topan Anak Jalanan. Apa informasi yang kalian peroleh?
Jawaban:
a. Horison
Informasi yang didapat:
Majalah Horison merupakan majalah sastra bulanan yang paling lama berlangsung dalam sejarah sastra Indonesia, dimulai sejak tahun 1966.
Saat pertama kali terbit pada bulan Juli 1966, majalah tersebut tak bisa dipisahkan dari suasana dan semangat budaya di masa itu. Dasar penerbitannya adalah semangat untuk memperkuat demokrasi dan kebebasan berkreasi.
Majalah ini didanai oleh Yayasan Indonesia yang dibentuk pada tanggal 31 Mei tahun 1966.
Pemimpin redaksi majalah ini adalah: Mochtar Lubis (Penanggung Jawab); Dewan Redaksi: Mochtar Lubis, H.B. Jassin, Taufiq Ismail, Soe Hok Djin (Arief Budiman), dan D.S. Moeljanto.
Di tahun-tahun awal terbitnya, majalah ini masih menyajikan banyak karya sastra yang berkaitan dengan kondisi politik pada masa itu, seperti puisi-puisi "demonstran" dan karya-karya yang menentang kesewenang-wenangan pemerintahan otoriter Orde Lama.
Namun, kemudian muncul penulis-penulis baru yang sebagian besar berasal dari lingkungan perguruan tinggi, sehingga gaya tulisan mereka lebih condong pada tujuan perubahan.
Pada tahun 1974-1975, majalah Horison dipenuhi dengan karya-karya avant garde yang dihasilkan oleh beberapa tokoh seperti Sutardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Danarto, Ikranegara, dan Sides Sudyarto. Setelah periode tersebut, semakin sedikit karya-karya mereka yang terbit, sehingga isu tentang menurunnya kualitas majalah ini semakin marak.
b. Sutan Takdir Alisjahbana
Informasi yang didapat:
Sutan Takdir Alisjahbana adalah seorang penulis Indonesia yang memiliki pandangan cenderung mengarah ke dunia Barat. Ia menyatakan bahwa pikiran bangsa Indonesia perlu diasah agar setara dengan pikiran Barat.
Meskipun menghadapi banyak penentangan, Sutan Takdir Alisjahbana tetap mempertahankan pendiriannya.
Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, pada tanggal 11 Februari 1908, dan wafat pada 31 Juli 1993. Jenazahnya dikebumikan di sebuah bukit dekat Bogor.
Sutan Takdir Alisjahbana menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Hindia Belanda (HIS) Bengkulu. Setelah lulus dari HIS, ia melanjutkan studinya ke Kweekschool di Bukittinggi, kemudian pindah ke Lahat dan selanjutnya ke Muara Enim.
Setelah menyelesaikan studinya di Kweekschool, ia melanjutkan pendidikannya ke Hogere Kweekschool (HKS) Bandung pada tahun 1925 hingga 1928.
Pendidikan yang ia jalani di Bandung adalah pendidikan untuk menjadi guru. Pada tahun 1931, ia mengikuti pelatihan di Hoofdacte Cursus Jakarta, sebuah program serupa untuk pengajar, dan lulus pada tahun 1933.
Pada tahun 1937, ia mengikuti pendidikan di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan lulus pada tahun 1942.
Selain itu, pada tahun 1940 ia mengikuti studi di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, dengan program studi Ilmu Bahasa Umum dan Filsafat Asia Timur, serta lulus pada tahun 1942.
Pada tahun 1979, Sutan Takdir Alisjahbana menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia, dan pada tahun 1987 ia mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia.
Sutan Takdir Alisjahbana memulai karier sebagai guru di sekolah dasar (Hollandsch Inlandsche School) di Palembang, Sumatra Selatan, pada tahun 1928 hingga 1929.
Setelah bekerja sebagai guru selama dua tahun, pada tahun 1930 ia pindah ke Jakarta. Ia menjabat sebagai redaktur utama di Penerbit Balai Pustaka serta menjadi pimpinan majalah Pandji Poestaka dari tahun 1930 hingga 1942.
Pada tahun 1942 hingga 1945, ia bekerja sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia di Jakarta. Pada periode 1945 hingga 1950, ia menjabat sebagai Ketua Komisi Bahasa Indonesia.
Pada tahun 1933, Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan dan menerbitkan majalah Poedjangga Baroe bersama dengan Amir Hamzah dan Armijn Pane.
Majalah ini mengusung perubahan dalam sastra. Sutan Takdir Alisjahbana memperlihatkan beberapa karya yang berlandaskan pendiriannya, yaitu pembaruan menurut ala Barat.
c. Ali Topan Anak Jalanannya
Informasi yang didapat:
Novel Ali Topan Anak Jalanan: Terjebak Cinta adalah karya Teguh Esha yang diterbitkan pada tahun 1977.
Tokoh Ali Topan pertama kali muncul dalam serial cerita karya Teguh Esha yang terbit di majalah Stop pada tahun 1972.
Kemudian, Teguh Esha mengadaptasi karya tersebut menjadi film berjudul "Ali Topan Anak Jalanan" pada tahun 1977 yang dibintangi oleh Junaedi Salat dan Yatie Octavia.
Dari film tersebut, Teguh Esha kemudian mengembangkannya menjadi sebuah novel berjudul Ali Topan Anak Jalanan Kesandung Cinta yang diterbitkan pada tahun 1977.
Novel ini menceritakan kisah cinta antara Ali Topan dan Anna Karenina yang tidak diizinkan oleh orang tua perempuan tersebut, sehingga Ali Topan meninggalkan rumahnya.
Saat Ali Topan terpaksa tinggal di jalanan, ia memerlukan pekerjaan. Karena itu, Ali Topan bekerja sebagai jurnalis dan detektif.
Inilah yang menjadi tema dari novel kedua Teguh Esha mengenai Ali Topan yang berjudul Ali Topan Detektif Partikelir, diterbitkan pada tahun 1978 oleh penerbit Cypress.
Novel ini kemudian dicetak ulang pada tahun 2000 dengan nama Ali Topan Wartawan Jalanan yang diterbitkan oleh PT Visi Gagas Komunika.
Selain dalam bentuk novel dan film, karya Teguh Esha pada tahun 2009 dipublikasikan di YouTube dengan versi berbeda yang disutradarai oleh Harry Dagoe Suharyadi dan dibintangi oleh Ari Sihasale serta Karina Suwandi.
Karya Teguh Esha juga dijadikan lirik lagu yang dibuat oleh Guruh Sukarno Putra dan dinyanyikan oleh Chrisye dengan judul "Anak Jalanan".
Pada tahun 2011, tepatnya di bulan April, kisah Ali Topan diadaptasi menjadi sebuah pertunjukan musikal di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, yang disajikan oleh ArtSwara.
2. Tentukan dua kata kunci atau entri di bidang sastra yang ingin kalian cari informasinya di antara enam kategori informasi di dalam Ensiklopedia Sastra Indonesia. Tulislah kata kunci tersebut melalui Ensiklopedia Sastra Indonesia. Tuliskan penjelasan dari paragraf pertama entri tersebut seperti di dalam tabel seperti contoh berikut ini.
Jawaban:
a. Arena
Majalah Arena merupakan sebuah majalah budaya yang pertama kali terbit pada 1 Mei 1955 oleh penerbit Firma Pustaka Maju, berlokasi di Jalan Sutomo P. 342, Medan, Sumatra Utara dengan moto "Segar Bernilai dan Populer."
Pada tahun 1957, moto organisasi berubah menjadi "Untuk Politik, Kebudayaan dan Pengetahuan Umum".
Majalah Arena terbit sekali dalam dua minggu (dwimingguan) dengan ukuran 21 x 28 cm. Jenis kertas yang digunakan, baik untuk halaman isi maupun sampul, adalah kertas koran.
Harga majalah ini per unit sebesar Rp3,50 dan untuk pengiriman luar negeri seharga Rp4,00. Untuk langganan selama tiga bulan (6 edisi) dikenakan biaya Rp20,00. Cara berlangganan adalah dengan membayar tiga bulan terlebih dahulu, dan setelah uang diterima, majalah akan dikirimkan.
Jenis rubrik yang terdapat dalam majalah Arena beragam, seperti olahraga, politik, ekonomi, sosial, sastra, pendidikan, adat istiadat, agama, dan biografi.
Pada tahun 1957, rubrik di dalam majalah tersebut telah berkurang, yang tersisa adalah rubrik politik, budaya, pengetahuan umum, dan sastra.
Ruang khusus sastra bernama "Sipongang" menyajikan puisi, cerita pendek, cerita bersambung, drama, serta kritik esai secara berkala.
Pengedit dalam bidang sastra adalah Asri Muchtar dan Marzuki Markiman.
Selain itu, agar pembaca dapat menyampaikan pendapatnya, majalah Arena menyediakan ruang khusus bagi pembaca (surat pembaca).
Penulis tulisan "surat pembaca" ini berasal dari kalangan masyarakat yang berpendidikan tinggi, berasal dari berbagai kota seperti Lhok Seumawe, Riau, dan Bukittinggi.
Kemudian juga terdapat Padang, Solok, Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Malang, Makassar, Manado, Kutoarjo, Bukittinggi, Medan, Malang, dan Ambon.
b. Badai Laut Selatan
Badai Laut Selatan adalah sebuah novel silat karya Kho Ping Hoo yang diterbitkan di Solo oleh penerbit Gema pada tahun 1969.
Buku dirancang dalam ukuran saku mini, terdiri dari 39 jilid, menggunakan kertas stensil/koran, berukuran 10 x 13 cm, setiap volume berisi 64 halaman. Jumlah cetakan buku tersebut sekitar 12.500 eksemplar.
Di dalam cerita tersebut tidak terdapat pembagian bab seperti yang biasa ditemukan pada kisah-kisah panjang lainnya.
Pergeseran peristiwa bisa diketahui melalui kalimat pengantar, seperti Sementara itu, Kita tinggalkan dulu ..., Sang Waktu melesat cepat sehingga tanpa disadari ..., langsung menggambarkan peristiwa, atau dengan munculnya tiga tanda baca asteris.
Kho Ping Hoo menciptakan dua macam kisah silat, yakni kisah silat Indonesia/Jawa dan kisah silat Tiongkok.
Badai Laut Selatan merupakan bagian dari karya sastra silat (sejarah) Indonesia/Jawa.
Cerita ini mengangkat tema kejatuhan kejahatan melalui kebajikan, yang digambarkan dalam keberhasilan pembalasan dendam terhadap pelaku pemerkosaan serta kegagalan upaya para pemberontak dalam merebut kekuasaan di Kerajaan Kahuripan.
Dalam kisah silat tersebut dijelaskan mengenai keinginan Prabu Airlangga untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil menjadi satu kerajaan Nusantara, yaitu Kahuripan.
Ambisi semacam itu menghadapi berbagai tantangan. Beberapa wilayah yang berada di bawah kekuasaannya secara diam-diam mempersiapkan kekuatan untuk melakukan pemberontakan dan merebut kembali kekuasaan.
Beberapa daerah yang berencana melakukan pemberontakan adalah Kadipaten Selopenangkep yang dipimpin oleh Adipati Joyowiseso.
*) Disclaimer:
Artikel ini khusus ditujukan kepada para orang tua sebagai panduan dalam mendukung proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa diharapkan mengerjakan soal-soal secara mandiri terlebih dahulu, lalu artikel ini bisa digunakan untuk memeriksa hasil pekerjaan mereka.
(| Tribunnews.com | Nurkhasanah | Andika Dinda Elfianti Hilda Daniela)